Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Hey kawan blogger. Kali ini saya akan mengulas kembali tentang Cloud computing, dan membahas implementasi cloud computing pada dunia pendidikkan dan arsitektur (diagram konseptual) cloud computing.
Cloud Computing
Pada tulisan saya sebelumnya yang berjudul “Mengorek Lebih Dalam Tentang Komputasi Awan (Cloud Computing)” telah dijelaskan “Apa itu Cloud computing?”. Cloud Computing? jika dilihat dari terjemahannya, terdapat 2 kosakata bahasa inggris. Dimana “Cloud” yang berarti awan, maksud awan disini adalah jaringan internet. Dan “Computing ” yang berarti komputasi atau perhitungan. Jika digabungkan Cloud Computing berarti komputasi atau perhitungan yang dilakukan sepenuhnya pada jaringan internet. Dengan kata lain komputasi ini dapat dilakukan dengan media komputer atau gadget dengan spesifikasi terrendah pun asalkan terkoneksi dengan jaringan internet tanpa harus menginstal aplikasi offline. Misal biasanya kita menggunakan Ms. Word untuk mengolah kata, dengan layanan cloud maka kita hanya perlu membuka browser lalu buka situs (akun) cloud untuk melakukan pengolahan kata. Intinya kita tidak perlu menginstall aplikasi desktop untuk melakukan pekerjaan.
Saat ini banyak perusahaan penyedia jasa cloud computing, baik yang gratis ataupun berbayar. Untuk yang gratis contohnya google dengan layanan online storagenya, word processingnya, dan fitur-fitur yang lainnya. Untuk yang gratis biasanya dibatasi maksimum penyimpanan datanya. Dan untuk menambahkan kuota penyimpanan datanya biasanya pengguna akan ditawarkan untuk menggunakan layanan yang berbayar. Jumlah kuota penyimpanan data biasanya ada rangenya tersendiri untuk setiap harga yang ditawarkan.
Teknologi cloud computing kini sudah banyak diimplementasikan di berbagai bidang, salah satunya adalah di bidang pendidikan. Kalau kita simak dengan seksama di Indonesia terdapat 3 kendala besar di bidang pendidikan:
- Jumlah kursi yang tersedia atau daya tampung sekolah baik dari SD sampai perguruan tinggi adalah sangat jauh dari kebutuhan yang ada.
- Kemampuan ekonomi yang sangat lemah karena masih banyak keluarga yang hidup berkekurangan sehingga tidak mampu menyekolahkan anak anak mereka di sekolah yang bermutu.
- Kekurangan tenaga guru yang berkwalitas.
Kendala nomor 2 pun demikian halnya seperti nomor 1, dengan adanya cloud computing di bidang pendidikan maka peserta hanya membutuhkan internet. Sekarang di berbagai kantor desa khususnya Indonesia sudah disediakan layanan internet gratis untuk para warganya. Jadi untuk mereka-mereka yang terkendala biaya untuk memperoleh pendidikan dapat fasilitas tersebut. Terlebih lagi biasanya materi pembelajaran sudah dikemas dalam bentuk ebook yang dapat diperoleh secara gratis. Contoh nyatanya adalah Universitas Gunadarma dengan layanan OpenCourseWare (OCW)-nya yang dapat diakses secara gratis.
Dengan adanya cloud computing memungkinkan pengajar untuk memberikan materinya dari jarak jauh tanpa harus hadir di kelas. Selain itu kita juga bisa mengkuti open course yang sering diadakan oleh perusahaan besar di dunia sehingga kita dapat memperoleh pengetahuan langsung dari tenaga pengajar yang benar-benar berbobot di bidanganya. Contoh nyatanya adalah event google I/O yang diadakan di Universitas Gunadarma beberapa waktu yang lalu dimana peserta mendapatkan pelajaran langsung dari pakar dunia IT.
Arsitektur atau Diagram Konseptual dari Cloud Computing
Gambar di atas mengilustrasikan arsitektur atau diagram konseptual dari cloud computing itu sendiri. Pada arsitektur cloud computing terdapat 2 komponen terpenting, yaitu front end dan back end. Dimana front end adalah bagian atau sisi yang dilihat oleh pengguna, termasuk di dalamnya adalah jaringan pengguna dan aplikasi yang digunakan, misalnya browser web. Sedangkan back end adalah komponen dari cloud computing itu sendiri yang terdiri dari server, komputer, dan perangkat penyimpanan data yang hanya dapat diakses oleh admin dari penyedia jasa cloud computing.
Jika kita lihat pada gambar di atas terdapat Ponsel, laptop, dll (yang terdapat pada bagian luar) itu merupakan front end atau perangkat user yang dapat digunakan untuk mengakses cloud, sedangkan bagian yang terdapat di dalam awan (*anggap saja itu bentuk awan) merupakan back end dari cloud computing yang terdiri dari aplikasi, platform dan infrastruktur yang masing-masing memiliki komponen lagi di dalamnya.
Seperti yang kita ketahui dalam penggunaan komputer terdapat 3 elemen penting yang tidak dapat dipisahkan, yaitu hardware, software dan brainware. Hardware berguna sebagai media untuk software berjalan, sedangkan software sendiri digunakan untuk menjembatani komunikasi antara brainware dengan hardware, dan brainware itu sendiri adalah pengguna (baik dari sisi front end ataupun back end) yang bertugas untuk memberikan instruksi kepada hardware melalui software.
Nah, bagaimana kawan? Apakah kawan sudah lebih mengerti tentang Cloud computing dan implementasinya di dunia pendidikan, serta arsitektur Cloud computing? Semoga coretan saya ini cukup memperjelas rasa keingintahuan kawan dan menambah pengetahuan kawan tentang judul yang saya tuliskan.
Akhir kata dari saya, “tiada kesan tanpa komentarmu”, terima kasih dan …
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Referensi:
[1] http://www.purwadhikapress.com/manfaat-cloud-computing-untuk-dunia-pendidikan.html
[2] http://isarasyu.blogspot.com/2013/05/implementasi-pada-pendidikan-dan.html
Saya juga anak it, izin share infonya nih ya mas..thanks before :)
ReplyDeletewew mas? ahaha
Deleteiya silahkan dishare ilmunya, semoga bermanfaat.
thanks :)