Perkenalkan, namaku Andi dan umurku sekarang ini kurang lebih 19 tahun. Aku berasal dari keluarga yang alhamdulillah bisa dibilang cukup. Awal aku menyadari sebagai diriku adalah ketika aku TK (tahun 1996), sebelumnya mungkin aku tak pernah menyadari sebagai diriku. Saat-saat itu adalah saat-saat yang paling indah selama 19 tahun aku hidup dan kini aku merindukan saat-saat itu.
Dahulu aku sekolah di TK Islam Az-Zahrah, yaitu salah satu TK yang berada di daerah Kp.Melayu, Jakarta. Jakarta apa tuh kalo daerah situ??? Udah lupa aku.Hhe
Di sekolah, aku menjadi murid yang smart lho. Pernah dapet juara 1 hafalan ayat kursi. Terus dapat hadiah dan ciuman di pipi kiri dari ibu guru ku tercinta.Hha
Sewaktu aku tinggal (masih ngontrak) di daerah situ sering banget kena banjir. Katanya mah udah langganan banjir tiap kali musim hujan datang. Pernah tuh aku digendong di pundak ayahku pas lagi banjir, kita berdua muter-muter daerah kontrakan. Seru banget lhooo!!! Sampai-sampai pas aku lagi tidur dan pas bangun ada kelabang dibawah pantatku. Tapi kelabang itu sudah tidak hidup lagi. Entah karena tergencet pantatku atau hal-hal lainnya, yang penting aku selamat pokoknya deh. Sampai-sampai semua orang yang ada disana heran dan terperangah tak percaya.
Aku kangen masa-masa kecilku itu, dimana aku menjadi idola di sekolah maupun di kontrakkan.Hha Waktu di kontrakkan aku pernah kesambet (kerasukan setan gitu) itu juga kata orang tuaku, sampai sekarang aku tidak pernah menyadarinya kalau aku pernah mengalami hal seperti itu. Tapi ada foto yang kata ayahku itu foto aku lagi kesambet (kurang kerjaan emang tuh ayahku, bukannya nolongin aku malah asyik foto-foto..TER-LA-LU..Hahaha).
Oia, waktu aku TK dulu juga sering banget dijahatin gitu, ada anak yang ga suka banget sama aku, namanya a***a. Dia selalu saja tidak pernah senang jika melihatku tersenyum bersama teman-teman lainnya. Lagi main di kolam ikan enak-enak, ech aku diceburin masa sih sama dia, jahat banget kan???. Terus pernah tuh aku lagi main di depan gang, eh aku diceburin lagi ke selokan, mana selokannya kotor banget (tahu kan selokan di Jakarta kaya gimana). Kalau saja aku bisa ngelawan dia waktu itu pasti akan aku balas. Tapi orang tuaku tidak pernah mengajarkan aku untuk balas dendam. Jadi, saat itu aku terima saja lah apa yang orang ingin lakukan terhadapku.
Saat itu aku selain diasuh oleh ibuku, aku juga diasuh oleh saudara-saudaraku dan tetangga-tetanggaku, karena pada saat itu ibuku bekerja sebagai penjahit di sebuah perusahaan pembuatan baju-baju ulang tahun anak-anak gitu. Makannya sampai sekarang ibuku jago menjahit.Hhe.. Anak dari pemilik kontrakkan tempat aku tinggal yang mengasuhku selagi orang tuaku bekerja, nama anak itu adalah Kak Regi dan Kak Ayu. Dari semenjak aku pindah sampai saat ini, aku belum pernah bertemu mereka lagi, kabarnya sih Kak Regi sudah bekerja di darah Jawa gitu dan Kak Ayu sedang menyusun skripsinya. Kak Ayu yang paling sering menggendong-gendong aku kemana-mana (kaya lagunya Alm. Mbah Surip ya.Hhe) dan Kak Regi yang sering menemaniku bermain robot-robotan. Aku ingin bertemu mereka lagi, aku ingin bermain bersama mereka lagi, aku kangen mereka.
Itulah masa-masa keemasanku, aku sangat ingin kembali mengulang masa-masa itu.
Aku sangat bahagia bisa hidup diantara orang-orang yang menganggapku berarti baginya dan menyayangiku. Sedih rasanya sekarang ini aku tidak bersama mereka. Sekarang yang ada dikontakkan pada saat aku tinggal sudah pindah dari situ semua. Jadi, sedikit kemungkinan untuk bisa berkumpul-kumpul kembali dengan mereka semua.
Oia, hampir lupa aku menceritakannya, aku paling senang saat kampanye partai tiba. Karena pada saat kampanye itu banyak simpatisan partai yang keliling kota untuk menarik minat para pemilih. Menurutku itu sangat luar biasa, sampai-sampai aku membuat syal salah satu partai pada waktu itu untuk aku pakai saat aku main berantem-beranteman sama teman-temanku.Hha
Andai saja ada doraemon, aku akan minta alat menuju masa-masaku saat itu.
Banyak sekali kenangan yang tersimpan saat itu, dan kini aku mencoba untuk mengingatnya kembali. Walaupun tidak akan teringat 100%, tapi setidaknya aku dapat merasakan kembali saat-saat terindah itu.
Setelah aku tamat dari TK, tepat saat ayahku mengambil rumah yang ditawarkan oleh kantornya (Dept. Agama) yang berlokasi di daerah Citayam (daerah Depok gitu!). Sebenarnya berat rasanya aku untuk berpisah dengan orang-orang yang sudah dekat denganku itu. Apalagi teman-teman TK ku itu, aku tidak pernah dan mungkin sudah tidak saling mengenal lagi jika bertemu saat ini. Aku ingin sekali berkumpul dengan mereka semua termasuk si a***a itu. Aku tidak menyimpan sedikitpun dendam kepadanya walaupun hampir tiap hari aku dijahatin dia.
Setelah pindah ke Citayam, aku merasakan suasana yang berbeda. Jalanan disini saat itu masih sangat berbatu dan hancur jadi agak lama untuk menuju kesini. Saat pindahan, hampir semua sanak saudaraku dan tetangga di kontrakkan itu mengantar kami sekeluarga pindahan. Suasana disini masih sangat sepi, dalam satu gang paling hanya ada 1 atau 2 rumah saja yang ada penghuninya. Namun setelah beberapa bulan kemudian aku mulai dapat menyesuaikan diri dengan keadaan disini. Kalau tidak salah, teman yang pertama saya kenal disini adalah Dani Gendut namanya. Dia sudah lebih dahulu tinggal disini, jadi dia sudah memiliki teman lebih banyak dibandingkan aku. Lama kelamaan banyak juga teman-temanku disini, hingga kami dapat main bersama. Pada saat itu objek yang paling asyik adalah mencari ikan di balong (sejenis sungai kecil). Airnya pada saat itu masih sangat jernih, jadi banyak ikan-ikan yang hidup di dalamnya. Kami mencari ikan berramai-ramai, kalau sudah begini tidak ada yang mengenal waktu. Karena sangat seru dan asyik mencari ikan sekaligus bermain air.Hhe. Hampir setiap hari sepulang sekolah aku bersama teman-temanku itu mencari ikan di balong.
Awal-awal masuk sekolah aku belum merasakan hal yang begitu menarik, karena belum saling mengenal satu sama lain dan beum mengetahui sifat teman-temanku disekolah. Lambat laun aku pun mengetahui karakter teman-temanku itu. Tidak di TK tidak di SD, ada saja anak yang menjahatiku terus, kali ini namanya adalah j***i. Aku pernah di cekik sambil didorongnya hingga terbentur tembok kelas saat tidak ada guru. Dia memang dikenal sebagai anak yang bandelnya bukan main di kelas, tidak hanya aku yang mendapat perlakuan seperti ini darinya, tapi banyak temanku yang mendapat perlakuan seperti apa yang aku alami.
Sepulang dari sekolah seperti biasanya aku makan siang lalu mencari teman-teman untuk mencari ikan di balong, kebetulan saat itu teman-temanku sedang berkumpul semuanya. Kami langsung saja menuju balong. Sesampainya di balong aku langsung menceburkan kakiku kedalam air (kebetulan air di balong itu tidak terlalu dalam, hanya sebatas lutut orang dewasa). Kami mencari ikan menyusuri aliran airnya hingga ujung aliran air tersebut. Aku pun mendapat hasil yang cukup memuaskan, aku mendapat ikan sepat dan ikan benter (sejenis ikan mas namun ukurannya kecil).
Temanku yang paling jago mencari ikan adalah Bara, dia selalu mendapat ikan lebih banyak disbanding kami semua. Pada hari berikutnya aku tidak diizinkan oleh orang tuaku untuk mencari ikan dengan alasa tdak kenal waktu. Malam harinya aku keluar rumah dan mendapat kabar kalau Danil sempat tersedot lumpur hidup saat mencari ikan di balong, namun untungna ada tukang ojek yang melihatnya dan segera menolongnya, jika tidak ada tukang ojek itu mungkin dia sudah tidak ada, karena katanya pada saat itu dia sudah terhisap lumpur sebatas leher. Sungguh mengerikan jika aku berada pada kondisi seperti itu. Pada hari berikutnya aku dan teman-temanku tidak diizinkan untuk bermain ke balong oleh orang tua kami, karena mereka takut musibah yang telah dialami oleh Danil terjadi juga pada kami. Namun beberapa hari kemudian, nafsuku untuk mencari ikan muncul kembali, lalu aku mengajak teman-temanku yang lain untuk mencari ikan kembali.
Saat kami menelusuri balong itu, aku dan teman-temanku menemukan suatu tempat baru untuk mencari ikan. Kelihatannya tempat itu banyak ikannya, namun tempatnya agak menyeramkan. Orang-orang sekitar memang bilang kalau daerah balong itu memang angker, tapi itu tidak mengurungkan niat kami mencari ikan. Dan benar saja saat aku dan teman-temanku berjalan menuju tempat yang banyak ikannya itu harus melewati ladang lumpur yang lumayan dalam lumpurnya, namun tidak sedalam yang Danil alami kemarin (kira-kira hanya sebatas lututku pada saat itu).
Tidak beberapa lama aku dan teman-temanku berjalan menuju tempat mencari ikan tersebut, tiba-tiba Akum berteiak minta tolong. Aku dan teman-temanku yang lainnya pun langsung menoleh ke belakang dan melihat Akum sedang berusaha menarik kakinya keluar dari lumpur tersebut namun tidak berhasil jua. Aku dan teman-temanku yang lain pun panik dan takut musibah yang terjadi pada Danil terulang kembali pada Akum. Aku dan teman-temanku yang lain segera menghampiri Akum dan menariknya keluar dari hisapan lumpur tersebut, karena tidak memungkinkan untuk meminta bantuan kepada orang lain. Alhamdulillah, Akum selamat! Tadinya aku dan teman-temanku sudah panik sekali. Namun bodohnya si Akum, ketika kakinya sudah berhasil keluar dari hisapan lumpur tersebut masih saja memikirkan sendalnya yang tertinggal di dalam lumpur tersebut, dan ia pun kembali memasukkan kakinya ke dalam lumpur yang telah menghisap kakinya tersebut. Namun kali ini aku dan teman-temanku yang lain langsung menariknya keluar dari lumpur tersebut sebelum terlambat.
Setelah itu aku dan teman-temanku yang lain pun pulang karena takut akan terjadi hal-hal yang tidak kami inginkan. Untung saja pakaian yang dikenakan Akum tidak terlalu kotor jadi aku dan teman-temanku yang lain tidak ketahuan kalau baru saja ada kejadian yang hampir merenggut nyawa temanku. Sebab jika ketahuan, aku dan teman-temanku yang lain tidak akan diizinkan kembali untuk bermain ke balong. Setelah terjadi peristiwa tersebut, aku menjadi agak takut untuk melawan nasihat orang tua.
Hari ke esokannya aku tidak lagi bermain ke balong, kali ini teman-temanku bermain sepeda berkeliling komplek. Berhubung aku belum punya sepeda jadi aku hanya dibonceng temanku karena pada saat itu aku belum bisa mengendarai sepeda. Seminggu berikutnya barulah aku dibelikan sepeda, walaupun bakas tapi masih terlihat seperti baru. Setelah punya sepeda aku pun langsung minta diajari untuk mengendarainya. Belajar sepeda di hari pertama aku belum begitu lancer dan sempat terjatuh hingga dengkulku lecet dan berdarah, tadinya aku sudah ingin menyerah saja untuk belajar mengendarai sepeda karena tidak berhasil jua setelah belajar satu hari penuh, namun orang tuaku menyarankan agar aku tidak menyerah.
Dan pada hari kedua pun aku belajar sepeda lagi sepulang dari sekolah, alhasil kali ini aku sudah agak lancar namun masih agak kagok dan tidak dapat menyeimbangkan badan. Dan pada hari ketiga aku mencoba mengikuti teman-temanku yang sedang berjalan-jalan mengelilingi komplek, dan Alhamdulillah lancar jua aku mengemudikan sepeda tersebut. Namun pada suatu sore aku mengalami kecelakaan, saat mau masuk gang rumahku, aku terjatuh dari sepeda dan akupun tersungkur di jalanan. Akibatnya bibirku jontor dan mengeluarkan darah yang begitu banyak. Kakiku juga besut semua. Sangat sial aku sore itu.
No comments:
Post a Comment