Ini cerita
tentang pengalaman saya hari ini, entah apa yang ada di pikiran saya tadi. Ini kejadian
real loh!
Jadi begini
ceritanya, diawali dari kuliah hari ini yang saya pun berangkatnya penuh dengan
keragu-raguan, disamping setelah uts biasanya dosen tidak seaktif biasanya,
ditambah hujan yang menghiasi langit Citayam sedari semalam belum juga reda. Namun
saya tetap berangkat ke kampus, karena memang saya belum pernah bolong
absennya, sayang juga kalo bolong di akhir-akhir.
Setelah kurang
lebih 45 menit perjalanan dari rumah – kampus, sampailah saya di kampus
tercinta pada pukul 09.05 (seingat saya). Ketika saya baru saja sampai kampus, saya
tengok ke dalam kelas dan sepanjang pandangan saya tidak mendapati dosen saya di
dalam kelas, yang saya dapatkan hanya ketiga teman saya, sebut saja handy, icha
dan nindy. Saya bertanya kepada mereka “ini dosennya kemana? ”, lalu handy menjawab
“udah keluar , tadi udah diabsenin kok” (hmmm untung lah, gak jadi bolong absen
saya, tapi agak gimanaaaa gitu perjuanganku ke kampus malah terdampar di kelas
yang begitu sunyi sepi).
Tidak lama,
datang lah teman saya yang lain, sebut saja utha, riski, mamas, mariana, bonita
dan putri. Lalu setelah mendapati informasi bahwa tidak ada kuliah lagi untuk
hari ini, saya sempat galau akan melangkah kemana kaki ini, pulang? Lalu utha
mengajak saya untuk singgah sebentar di kosan kodir (daerah sekitar kampus D).
Tidak berapa
lama beristirahat, langit yang sempat agak cerah kembali mendung semendeung
matanya utha. Lalu saya lihat ke arah utha, dan saya dapati utha sudah tertidur pulas dengan pose andalannya. Dan beberapa
saat kemudian kodir pun keluar karena dipanggil teman-teman kosannya.
Adzan dzuhur
pun terdengar sayup-sayup, karena masjid atau mushalla agak jauh dari kosan
kodir. Saya pun bergegas mengambil air wudhu, lalu saya shalat dzuhur (disini saya
belum sadar kalo saya menghadap ke arah yang salah, hal ini dikarenakan memang
saya jarang sepulang kuliah mampir ke kosan teman gitu, ditambah tidak ada orang lagi di kosan). Selesai
shalat! Tidak berapa lama datang-lah eko, terjadilah perbincangan sengit antara
kodir, utha dan eko sementara saya terbawa suasana hujan yang mulai menghampiri
langit Depok lalu 1..2..3.. saya pun tertidur.. Zzzz..
Saya terbangun
sekitar pukul 15.15, dan saya dapati suasana kosan semakin ramai dengan
kehadiran bimo. Berlalu beberapa waktu dengan berbincang-bincang, sampai pada
pukul 15.30 kodir, bimo dan eko pun keluar kosan.
Adzan ashar
pun terdengar, masih sayup-sayup terdengarnya, saya segera mengambil wudhu. Dan
ketika saya shalat, tiba-tiba utha yang sedang memainkan komputer nyeletuk “wah
salah kiblat nih anak”, sontak konsentrasi saya pun buyar ketika mendengar
kata-kata tersebut, sempat ingin tetap melanjutkan shalat saya, namun akhirnya
saya membatalkannya dan bertanya ke utha “emang yg bener ngadep kemana ta?”,
utha menjawab “kesana noh, tadi lu mah ngadep utara”, dalam hati ini “Ya Allah
ya Rabb, berarti tadi shalat dzuhur saya SALAH KIBLAT dong?”. Setelah saya
mengetahui arah kiblat yang benar, saya pun melanjutkan shalat ashar.
Sampai saat
ini saya masih tidak percaya dengan apa yang terjadi pada diri saya tadi. Hal ini
terjadi karena ketidaktahuan saya dan tidak ada orang yang dapat saya tanya saat
itu. Hal ini baru pertama kali saya alami seumur hidup saya. Sungguh saya
memohon maaf yang sebesar-besarnya, Ya Allah.
Pertanyaan yang
masih membayangi pikiran saya hingga mala mini adalah, “apakah shalat dzuhur
saya yang salah kiblat itu diterima atau tidak?” Saya berharap kawan / guru /
dosen / ustadz / ustadzah dapat member jawaban atas kekeliruan yang terjadi
pada diri saya.
Akhir kata,
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
No comments:
Post a Comment